7 Fakta Unik Seputar Masjid Al Azhar Jakarta

Apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana sebuah masjid bisa menjadi pusat peradaban Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia? Masjid Agung Al Azhar Jakarta adalah jawabannya. Terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, masjid ini telah menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Ibu Kota sejak tahun 1950-an.

Masjid al azhar jakarta lebih dari sekadar tempat ibadah. Ia adalah simbol perjuangan, pendidikan, dan dakwah yang telah mengakar kuat dalam masyarakat. Dengan arsitektur yang memadukan unsur Islam dan modern, masjid ini menawarkan lebih dari sekadar keindahan visual.

Dari kegiatan sosial hingga lembaga pendidikan yang terintegrasi, Masjid Agung Al Azhar Jakarta telah berkembang menjadi kompleks Islamic Center yang komprehensif. Mari kita telusuri bersama 7 fakta unik yang mungkin belum Anda ketahui tentang masjid bersejarah ini.

Poin-Poin Penting

  • Masjid Al Azhar dibangun pada tahun 1952-1958
  • Berlokasi strategis di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
  • Memiliki arsitektur unik perpaduan Islam dan modern
  • Menjadi pusat kegiatan dakwah, pendidikan, dan sosial
  • Berkembang menjadi kompleks Islamic Center komprehensif
  • Memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam di Indonesia
  • Dikenal dengan lembaga pendidikan Islam terintegrasi

Sejarah Pendirian Masjid Agung Al Azhar

Masjid Agung Al Azhar di Jakarta Selatan berdiri sejak 1952. Yayasan Pesantren Islam (YPI) dibentuk pada 7 April 1952. Ini dilakukan oleh 14 tokoh Masyumi dengan tujuan memberikan manfaat bagi umat Islam.

Latar Belakang Pembangunan

Keinginan untuk mendirikan pusat pendidikan Islam di Jakarta memicu ide pembangunan masjid ini. YPI mendapatkan tanah seluas 43.755 meter persegi di Kebayoran Baru. Tujuannya adalah untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Proses Pembangunan Masjid

Konstruksi masjid dimulai pada 19 November 1953. Proses ini berlangsung lima tahun dan selesai pada 1958. Arsitektur masjid menggabungkan gaya Masjid Hij’ Saudi Arabia dan Masjid Qibtiyah Mesir.

Peresmian dan Perkembangan

Presiden Soekarno meresmikan Masjid Agung Al-Azhar pada April 1959. Awalnya, masjid ini dikenal sebagai Masjid Agung Kebayoran. Nama Al Azhar diberikan pada 1960 atas usulan Buya Hamka.

Sejak awal, masjid ini mampu menampung 10.000 jamaah. Ini menjadikannya masjid terbesar di Jakarta sebelum Masjid Istiqlal selesai dibangun pada 1978.

Masjid Agung Al Azhar bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat pendidikan dan dakwah Islam yang berpengaruh di Indonesia.

Kini, masjid ini menjadi bagian dari kompleks pendidikan Islam terkemuka. Kompleks ini dilengkapi dengan sekolah dari TK hingga universitas. Masjid ini ditetapkan sebagai cagar budaya nasional pada 19 Agustus 1993. Ini mengukuhkan nilai historisnya dalam perkembangan Islam di Indonesia.

Perubahan Nama dari Masjid Agung Kebayoran ke Masjid Al Azhar

Masjid al azhar jakarta memiliki sejarah menarik. Awalnya, dikenal sebagai Masjid Agung Kebayoran. Namun, perubahan besar terjadi pada tahun 1960-an.

Peristiwa penting itu terjadi saat Prof. Dr. Mahmut Shaltut, Rektor Universitas Al Azhar Kairo, mengunjungi masjid. Beliau terkesan dengan kemegahan masjid di negara yang baru merdeka. Sebagai tanda penghargaan, beliau usulkan nama masjid ini menjadi Masjid Agung Al Azhar.

Perubahan nama ini menandai awal baru bagi masjid al azhar jakarta. Masjid ini berkembang menjadi pusat kegiatan Islam yang berpengaruh di Indonesia. Selain itu, masjid ini juga bagian dari kompleks pendidikan Islam Al Azhar yang terkenal.

Menariknya, Masjid Agung Al Azhar adalah salah satu dari 134 bangunan cagar budaya di Jakarta. Pada 19 Agustus 1993, masjid ini resmi ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Ini menunjukkan nilai historis dan arsitektur masjid yang signifikan.

Perubahan nama dari Masjid Agung Kebayoran menjadi Masjid Agung Al Azhar lebih dari sekadar identitas. Ini juga menunjukkan hubungan erat antara Indonesia dan Mesir dalam pendidikan Islam.

Peran Buya Hamka dalam Perkembangan Masjid al azhar jakarta

Buya Hamka berperan penting dalam perkembangan Masjid Agung Al Azhar Jakarta. Beliau bukan hanya tokoh agama, tapi juga pendidik dan pemikir berpengaruh di Indonesia.

Buya Hamka sebagai Imam Besar Pertama

Pada tahun 1961, Buya Hamka menjadi Imam Besar pertama Masjid Agung Al Azhar Jakarta. Beliau lahir di Sumatera Barat pada 17 Februari 1908 dan wafat di Jakarta pada 24 Juli 1981. Selama kepemimpinannya, beliau memulai tradisi kajian Islam yang masih berlangsung.

Kontribusi Buya Hamka dalam Kegiatan Dakwah

Buya Hamka aktif mengisi ceramah di Masjid Agung Al Azhar Jakarta. Gaya dakwahnya yang santun menarik umat Islam dari berbagai daerah. Beliau juga berperan dalam pengembangan sekolah-sekolah Islam Al-Azhar.

Beliau menulis sekitar 79 karya tentang sastra dan agama. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Tafsir Al-Azhar, diterbitkan pada 1967 setelah dipenjara 2 tahun 7 bulan.

Kontribusi Buya Hamka tidak hanya di Masjid Agung Al Azhar Jakarta. Beliau juga modernisasi pendidikan Islam di Indonesia. Sekolah Al-Azhar yang didirikannya menjadi model bagi sekolah-sekolah Islam lain sejak 1980-an.

Arsitektur dan Desain Unik Masjid Al Azhar

Masjid al azhar jakarta menawarkan arsitektur yang menakjubkan dan fungsional. Bangunannya terdiri dari dua lantai, masing-masing dengan tujuan berbeda. Lantai bawah digunakan untuk pertemuan atau acara pernikahan. Sedangkan lantai atas adalah tempat utama untuk beribadah.

Warna putih menjadi dominan di masjid ini, menunjukkan kesucian dan kebersihan. Desainnya menggabungkan arsitektur Islam modern dengan sentuhan lokal yang khas.

Walaupun tidak khas budaya Betawi, masjid ini tetap menampilkan elemen arsitektur Islam. Ada mihrab, minaret, dan kubah yang menjadi ciri khas. Mihrab menunjukkan arah kiblat, minaret untuk azan, dan kubah sebagai simbol visual.

Ornamen seperti kaligrafi Al-Qur’an dan lampu gantung Arab menambah nuansa Islami. Semua elemen ini berpadu harmonis, menciptakan suasana khusyuk dan nyaman.

Masjid Al Azhar adalah perpaduan sempurna antara fungsionalitas dan keindahan arsitektur Islam.

Kompleks Pendidikan Islam Al Azhar

Masjid agung al azhar jakarta selatan bukan hanya tempat ibadah. Ini juga pusat pendidikan Islam terkemuka. Kompleks pendidikan ini mulai berkembang sejak 1967, dengan pendirian TK Islam Al-Azhar.

Perkembangan Lembaga Pendidikan

Perkembangan kompleks pendidikan Al Azhar terus berlanjut. Sekarang, ada sarana pendidikan dari TK hingga SMA. Sekolah-sekolah ini menawarkan pendidikan Islam berkualitas dan menjadi pilihan utama keluarga Muslim di Jakarta.

Dari TK hingga Universitas

Puncak perkembangan terjadi pada 2000, dengan didirikannya Universitas Al Azhar Indonesia. Kini, kompleks ini menjadi pusat pendidikan Islam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Sekolah Al-Azhar berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekolah ini dikenal sebagai pelopor sekolah Muslim elit di Indonesia. Ini menunjukkan bagaimana “santrinisasi” kalangan Muslim kelas menengah berdampak pada masa depan komunitas Muslim.

Orang tua yang mengirim anak-anak mereka ke sekolah Muslim elit percaya bahwa anak-anak mereka akan memperoleh pemahaman Islam yang menyeluruh dan menerapkan praktik Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Keberadaan kompleks pendidikan Al Azhar di jakarta selatan memperkuat peran masjid agung al azhar sebagai pusat dakwah dan pendidikan Islam yang berpengaruh di Indonesia.

Kegiatan Dakwah dan Sosial di Masjid Al Azhar

Masjid al azhar jakarta adalah pusat kegiatan dakwah dan sosial yang beragam. Ini memiliki lebih dari 25 program rutin. Program-program ini membantu masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Ada pengajian agama, majelis taklim, dan diskusi keislaman. Kegiatan ini memperkuat pemahaman agama jamaah.

Di samping itu, masjid ini menyediakan layanan praktis. Layanan seperti pengurusan jenazah, bimbingan haji dan umrah, dan klinik kesehatan tersedia. Ada juga fasilitas perbankan syariah dan biro perjalanan untuk memudahkan urusan keuangan dan wisata religi.

Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar adalah program unggulan di masjid ini. Organisasi ini membantu generasi muda Muslim berkembang. YISC Al Azhar menyelenggarakan berbagai kegiatan:

  • Program pendidikan intensif tentang Islam
  • Kajian Al-Quran
  • Aksi sosial kemasyarakatan
  • Mentoring untuk adik asuh
  • Pengembangan bakat dan minat

Program-program ini penting dalam membentuk generasi muda yang bertanggung jawab. Mereka mampu menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat.

Masjid Al Azhar sebagai Cagar Budaya Nasional

Masjid agung al azhar jakarta memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Pada 19 Agustus 1993, masjid ini diakui sebagai cagar budaya nasional oleh Pemerintah DKI Jakarta. Ini menunjukkan pentingnya masjid dalam perkembangan Islam dan arsitektur Indonesia.

Pengukuhan oleh Pemda DKI Jakarta

Masjid agung al azhar jakarta adalah salah satu dari 134 bangunan cagar budaya di Jakarta. Penetapan ini menunjukkan pentingnya masjid dalam sejarah dan budaya ibukota. Masjid ini juga termasuk dalam 18 situs sejarah perkembangan Jakarta.

Nilai Historis Masjid Al Azhar

Sejarah Masjid agung al azhar jakarta dimulai di tahun 1950-an, bersamaan dengan pembangunan Kebayoran Baru. Awalnya, masjid ini bernama Masjid Agung Kebayoran. Nama berubah setelah kunjungan Prof. Dr. Mahmut Shaltut dari Universitas Al Azhar Kairo di 1960-an.

14 tokoh Partai Masyumi mendirikan masjid ini. Imam besar pertama adalah Prof. DR. Haji Muhammad Abdul Karim, atau Buya Hamka.

Keberadaan Masjid agung al azhar jakarta di Kebayoran Baru menegaskan nilai historisnya. Di area ini, harga properti bisa mencapai Rp 55 miliar. Sewa tahunan tertinggi bisa mencapai Rp 450 juta. Ini menunjukkan strategis dan berharga lokasi masjid ini.

Visi dan Misi Masjid Agung Al Azhar

Masjid al azhar jakarta bertujuan menjadi lembaga dakwah dan pendidikan Islam yang terkemuka dan modern. Mereka ingin terus berkembang dan berinovasi dalam menyebarkan ajaran Islam.

Misi masjid al azhar jakarta meliputi beberapa aspek penting:

  • Mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam
  • Menjaga dan membela akidah Islamiyah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah
  • Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan sesuai ajaran Islam
  • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
  • Mendorong persatuan umat Islam

Visi dan misi ini diwujudkan dengan berbagai kegiatan di kompleks masjid al azhar jakarta. Ada lebih dari 25 kelompok kegiatan aktif setiap harinya. Kegiatan ini mencakup majelis taklim, pengajian, kursus, ceramah umum, dan diskusi.

Di samping itu, masjid menyediakan layanan kesehatan, bimbingan haji dan umrah, serta pendidikan formal dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar didirikan pada 7 April 1952 oleh 14 tokoh Islam dan pemuka masyarakat Jakarta. Sejak itu, yayasan ini terus berupaya mewujudkan visi dan misinya melalui berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Fasilitas Modern di Kompleks Masjid Al Azhar

Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan bukan hanya tempat ibadah. Ini juga pusat kegiatan Islam yang lengkap. Kompleks masjid ini punya berbagai fasilitas modern untuk kenyamanan jamaah dan aktivitas keagamaan.

Ruang Ibadah dan Fasilitas Pendukung

Ruang ibadah utama Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan bisa menampung banyak orang. Arsitektur bergaya Timur Tengah dengan sentuhan Betawi membuatnya unik dan indah. Fasilitas pendukungnya termasuk:

  • Ruang wudhu di sisi utara dan selatan masjid
  • Tempat penitipan sepatu/sandal
  • Penyejuk udara/AC untuk kenyamanan jamaah
  • Kamar mandi/WC yang bersih dan memadai

Layanan Sosial dan Kesehatan

Di samping fasilitas ibadah, Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan juga punya layanan sosial dan kesehatan. Beberapa fasilitasnya adalah:

  • Aula serba guna untuk berbagai kegiatan sosial dan keagamaan
  • Mobil ambulans untuk layanan kesehatan darurat
  • Klinik kesehatan untuk pemeriksaan rutin
  • Perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan Islam

Kompleks Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan juga punya area parkir luas dan taman yang asri. Fasilitas modern ini mendukung visi masjid sebagai pusat peradaban Islam dan pembinaan umat yang berkualitas.

Peran Masjid Al Azhar dalam Perkembangan Islam di Indonesia

Masjid Al Azhar Jakarta telah menjadi pusat perkembangan Islam di Indonesia sejak pendiriannya. Dengan luas bangunan 43.755 meter persegi dan kapasitas 5.000 jamaah, masjid ini menjadi tempat ibadah yang megah dan bersejarah. Sejak 19 Agustus 1993, Masjid Agung Al Azhar ditetapkan sebagai cagar budaya nasional, mengukuhkan perannya dalam sejarah perkembangan kota Jakarta.

Kontribusi masjid al azhar jakarta dalam bidang pendidikan sangat signifikan. Dimulai pada 1962 dengan kegiatan Pramuka dan kelas sore Pendidikan Islam Al-Azhar, kini kompleks ini telah berkembang menjadi pusat pendidikan Islam terkemuka. Dari TK hingga Universitas Al-Azhar Indonesia, lembaga ini telah melahirkan generasi Muslim yang berwawasan luas dan modern.

Masjid al azhar jakarta juga berperan penting dalam dakwah dan kegiatan sosial. Selama Ramadan, masjid ini rutin mengadakan tausiah menjelang berbuka puasa. Jamaahnya berasal dari berbagai lapisan masyarakat, bahkan dari luar Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor. Kerjasama internasional juga terjalin, seperti dukungan Al-Azhar Mesir untuk pelatihan imam dan khatib Indonesia, serta pemberian beasiswa pascasarjana di Universitas Al-Azhar.

FAQ

Kapan Masjid Agung Al Azhar didirikan?

Masjid Agung Al Azhar dibangun dari tahun 1952 hingga 1958. Ini memakan waktu sekitar 5 tahun.

Siapa yang menginisiasi pendirian Masjid Al Azhar?

Ide untuk mendirikan Masjid Al Azhar dimulai dari dr. Syamsuddin. Pada 7 April 1952, 14 tokoh Masyumi setuju mendirikan yayasan ini.

Mengapa Masjid Agung Kebayoran berubah nama menjadi Masjid Agung Al Azhar?

Nama masjid berubah menjadi Masjid Agung Al Azhar setelah kunjungan Dr. Mahmoud Syaltout. Beliau, Rektor Universitas Al Azhar Kairo, memberikan nama baru tersebut pada tahun 1961.

Siapa yang menjadi Imam Besar pertama Masjid Al Azhar?

Buya Hamka menjadi Imam Besar pertama Masjid Al Azhar. Beliau memulai tradisi kajian Islam seperti kuliah subuh dan pengajian hari Ahad.

Apa keunikan arsitektur Masjid Al Azhar?

Masjid Al Azhar memiliki arsitektur unik dengan dua lantai. Desainnya menunjukkan perpaduan arsitektur Islam modern dengan sentuhan lokal, berwarna putih yang melambangkan kesucian.

Lembaga pendidikan apa saja yang ada di kompleks Masjid Al Azhar?

Kompleks Masjid Al Azhar berkembang menjadi pusat pendidikan Islam terkemuka. Ini mulai dari TK Islam Al-Azhar hingga Universitas Al Azhar Indonesia yang didirikan pada tahun 2000.

Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Masjid Al Azhar?

Masjid Al Azhar menyelenggarakan lebih dari 25 kegiatan. Ini termasuk pengajian agama, majelis taklim, diskusi, ceramah umum, dan lainnya.

Mengapa Masjid Al Azhar ditetapkan sebagai cagar budaya nasional?

Masjid Agung Al-Azhar dikukuhkan sebagai cagar budaya nasional pada 19 Agustus 1993. Ini karena nilai historis dan kulturalnya dalam perkembangan Islam dan arsitektur di Indonesia.

Apa visi dan misi utama Masjid Agung Al Azhar?

Visi Masjid Al Azhar adalah menjadi lembaga dakwah dan pendidikan Islam modern terkemuka. Misi mereka termasuk pengembangan dakwah dan pendidikan Islam, serta meningkatkan kualitas SDM dan mendorong persatuan umat Islam.

Fasilitas apa saja yang tersedia di kompleks Masjid Al Azhar?

Kompleks Masjid Al Azhar dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern. Ini termasuk ruang wudhu, area parkir, taman, aula serba guna, mobil ambulance, dan kantor sekretariat. jakoenpay

Leave a Comment